Selasa, 01 Desember 2015

Sejarah Arsitektur Nusantara

A. Sejarah Nusantara

Rancangan Sejarah manapun tidak akan mencapai tujuannya jika tidak memperhatikan faktor geografis. Berdasarkan latar belakang historis bahwa tata ”Nusantara” adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa kuno. Kata ini terdiri dari kata-kata nusa yang berarti ‘pulau’ dan antara berarti ‘lain’. Istilah ini digunakan dalam konsep kenegaraan “Jawa” artinya daerah di luar pengaruh budaya Jawa. Dalam penggunaan bahasa modern, istilah nusantara biasanya meliputi daerah kepulauan Asia Tenggara atau wilayah Austronesia. Sehingga pada masa sekarang ini banyak orang menggunakan istilah geografis ini untuk menunjukkan sebagai satu kesatuan pulau di Nusantara termasuk wilayah-wilayah di Semenanjung Malaya (Malaysia, Singapura) dan Filipina bahkan beberapa negara di wilayah Indochina seperti Kamboja akan tetapi tidak termasuk wilayah Papua. Di sisi lain, istilah geografis Nusantara saat ini sering diartikan sebagai Indonesia yang merupakan satu entitas politik. Fokus dari diskusi buku ajar ini adalah kepada istilah geografis Nusantara sebagai wilayah Indonesia pada masa sekarang ini.

A.1. Sejarah Singkat Nusantara

Wilayah Nusantara terletak pada persilangan jalan, antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, atau lebih khusus, Benua Asia dan Australia. Persilangan ini telah menjadikan wilayah Nusantara sebagai tempat persinggahan bagi pelayar dan pedagang terutama dari China ke India atau sebaliknya. Persinggahan para pelayar dan pedagang dari berbagai mancanegara telah  menjadikan Nusantara sebagai tempat kehadiran semua kebudayaan besar didunia. Bukti-bukti penemuan artefak-artefak seperti prasasti, uang logam dan gerabah memberikan informasi kehadiran bangsa-bangsa besar tersebut. Seperti prasasti berbahasa Tamil ditemukan di desa Lobu Tua pesisir Barat Sumatra (Barus)1, porselin dan gerabah Cina ditemukan di Palembang, nisan dan uang logam Arab ditemukan di Aceh. Dari penemuan-penemuan tersebut, para arkeolog dan sejarahwan menyusun kronologis sejarah Indonesia. Dapat dikatakan bahwa sekitar seribu tahun lamanya, dari abad ke-5 sampai ke-15, kebudayaan-kebudayaan India mempengaruhi Sumatra, Jawa dan Bali, dan Kalimantan bersamaan dengan dataran-dataran rendah yang luas di Semenanjung Indocina. Kebudayaan India ini awalnya pada penyebaran agama Hindu dan Buddha dan Islam di Indonesia. Di Jawa Tengah, candi Borobudur dan Prambanan adalah monumen yang sama nilainya dengan Angkor dan Pagan. Pada abad ke-7 hingga ke-14, kerajaan Budha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Pada abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana. Islam tiba di Indonesia sekitar abad ke-12, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir dekad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoriti Hindu. Agama Islam ini dibawa oleh pedagang Arab dari Parsi dan Gujarat melalui pembauran. Kesultanan kecil Samudra Pasai disebelah utara Sumatra menjadi bandar yang ramai pada masa itu. Berdasarkan catatan Gastaldi (1548), seorang ahli kosmografi dan enjineer dari Italia, pelabuhan atau bandar kesultanan Samudra sebagai yang terbaik di pulau tersebut, dan melalui proses evolusi nama, istilah Sumatra dikenalkan pertama kali oleh orang Eropa Nicholò de’ Conti, sebelumnya Marcopolo menyebut dengan “Samara”, kemudian Friar dan Odoric menyebut dengan “Sumoltra”, Ibnu Battuta menyebut “Samudra”.  Melalui evolusi yang sama, nama Borneo pada mulanya adalah nama sebuah pelabuhan Brunei, yang pada masa itu merupakan nama kerajaan terpenting di Kalimantan Barat. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut. Penyebaran Islam didorong hubungan perdagangan di luar Nusantara; umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan penting termasuk Mataram di Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur. Peradaban Eropa, hadir sejak abad ke-16, mula-mula dalam bentuk peradaban Iberia (Spanyol dan Portugis), kemudian Britania Raya, dan Belanda. Marcopolo menjadi orang Eropa pertama yang bercerita tentang perjalanannya ke bandar-bandar pantai utara “Samara” pada tahun 1291 Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah Nusantara dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Pada dekad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa itu dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten. Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir dekad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Pada 1901 pihak Belanda melancarkan Politik Etis (Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini. Pada saat ini, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan kota-kota dengan berbagai macam fasilitas seperti bangunan perkantoran, rumah sakit, bangunan ibadah (masjid dan gereja) dan lain sebagainya. Penetrasi Jepang di Asia Tenggara pada tahun 1941 disambut pada bulan yang sama dengan menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

A.2. Geografi dan Lingkungan

Nusantara beriklim tropis sesuai dengan letaknya yang melintang di sepanjang garis khatulistiwa. Dataran Indonesia kurang lebih 1.904.000 kilometer persegi terletak antara 60 garis lintang utara dan 110 garis lintang selatan serta 950 dan 1400 garis bujur timur. Dataran ini dibagi menjadi empat satuan geografis yaitu kepulauan Sunda Besar (Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi), Kepulauan Sunda Kecil (Lombok, Sumba, Sumbawa, Komodo, Flores, Alor, Savu, dan Lembata), Kepulauan Maluku (Halmahera, Ternate, Tidore, Seram dan Ambon), dan Irian Jaya beserta kepulauan Aru. Seluruh pulau di Indonesia termasuk dalam zona iklim khatulistiwa dengan suhu yang hampir konstan serta dipengaruhi oleh angin musim dan angin pasat. Secara geologis, Nusantara terdiri dari bentukan vulkanik dan nonvulkanik yang saling berjalin, sehingga Indonesia merupakan wilayah seismik paling aktif di dunia, tercatat kira-kira 500 gempa bumi setahun. Sejak akhir tahun 2004 hingga 2006 tercatat lebih dari 1000 kali gempa bumi. Selain gempa bumi, wilayah Nusantara juga merupakan wilayah yang rawan tsunami, berdasarkan katalog gempa (1629 – 2002) di Indonesia pernah terjadi Tsunami sebanyak 109 kali, terakhir kali bencana tsunami yang paling besar terjadi akhir 2004 melanda wilayah Naggroe Aceh Darussalam.

A.3. Keragaman Budaya

Indonesia memiliki 18,018 buah pulau yang tersebar di sekitar khatulistiwa mulai dari 60 garis lintang utara dan 110 garis lintang selatan serta 950 dan 1400 garis bujur timur. Diantara puluhan ribu pulau tersebut terdapat lima pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, dengan pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia hidup dipulau ini. Flora dan fauna Indonesia sangatlah beragam jenisnya. Setiap pulau memiliki kekhasan sendiri dan sering menjadi ikon dalam perkembangan wilayah atau daerah tersebut. Selain itu, Indonesia juga kaya dengan keberagaman etnis, terdapat kurang lebih 300 suku yang berbicara dalam 500 bahasa dan dialek. Berdasarkan sosial linguistik, kebanyakan orang Indonesia berbahasa Austronesia yang kelompok wilayahnya persebarannya meliputi banyak pulau di Asia Tenggara, sebagian dari Vietnam Selatan, Taiwan Mikronesia, Polinesia dan Madagaskar sehingga memiliki banyak kesamaan warisan budaya. Pengaruh budaya Austronesia pada budaya Indoenesia terlihat dalam budaya materi, organisasi sosial, kepercayaan, mitos, serta bahasa. Indonesia, selain kekayaan bahasa, masing-masing etnis memiliki keunikan adat istiadat dan budaya yang sering direfleksikan dalam keunikan arsitektur lokal atau vernakular. Apabila setiap etnik memiliki satu karakteristik arsitektur vernakular, maka terdapat kurang lebih 500 arsitektur vernakular di Indonesia yag merupakan kekayaan tiada tara bagi bangsa Indonesia.B. Nusantara dan Jaringan AsiaSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, wilayah Nusantara terletak pada persilangan jalan, antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik, atau lebih khusus, Benua Asia dan Australia. Persilangan ini telah menjadikan wilayah Nusantara sebagai tempat persinggahan bagi pelayar dan pedagang terutama dari China ke India atau sebaliknya. Selain kedua bangsa Asia ini, terdapat juga pengaruh lain dari berbagai budaya hebat di dunia seperti peradaban Iberia (Spanyol dan Portugis), kemudian Britania Raya, dan Belanda. Dari luas dan letak wilayahnya, Indonesia dikategorikan sebagai negara besar yang cukup berpengaruh di Asia. Jaringan ini telah berlangsung beratus tahun lamanya, beberapa peninggalan budaya yang nampak atas pengaruh yang pernah singgah masih ada seperti misalnya kebudayaan India pengaruhnya mencakup terhadap penyebaran dan perkembangan Hindu Buddha dan Islam di Indonesia yang bisa diketahui dari tinggalan budayanya yaitu arsitektur candi dan arsitektur masjid bergaya Moghul di Indonesia. Sama halnya dengan India, pengaruh kebudayaan China hingga sekarang ini masih sangat besar dapat terlihat dalam berbagai sapek kehidupan; kepercayaan, bahasa, makanan, sistem pertanian dan lain sebagainya.Kemajuan maritim di China pada masa Dinasti Ming telah membawa pelayar-pelayar tangguh mengarungi wilayah Nusantara. Perdagangan silang antara China dan India telah membuat Nusantara dan Asia Tenggara menjadi tempat persinggahan setiap kali berlayar. Pertukaran budaya terjadi dengan adanya interaksi perdagangan antara pedagang atau pelayar China dengan penduduk setempat yang disinggahi. Terdapat banyak tinggalan sejarah yang mendapat pengaruh peradaban Cina di Indonesia terutama pada klenteng dan bangunan pertokoan yang tersebar pada kota-kota lama di seluruh wilayah Indonesia. Budaya Jepang pertama kali masuk ke Nusantara pada sepertiga abad ke 20. Melalui propaganda militer ”saudara tua” Jepang dengan leluasa masuk ke wilayah Nusantara. Penetrasi politik Jepang selama 3,5 tahun tidak banyak meninggalkan monumen atau tinggalan bangunan bersejarah di Indonesia seperti halnya India dan Cina, akan tetapi kemiripan pada arsitektur vernakular yang sangat dipengaruhi oleh budaya Austronesia menjadi pembahasan yang menarik dalam buku ajar ini. Sebagai salah satu negara besar dengan konsep arsitektur timur yang kuat pernah menduduki Nusantara maka sangat penting untuk diketahui bagaimana sejarah perkembangan dan konsep arsitektur Jepang. Pembahasan buku ajar ini selain menjabarkan sejarah perkembangan arsitektur di Indonesia yang mendapatkan pengaruh dari peradaban Asia (India, Cina dan Jepang) di Indonesia juga membahas konsep dan perkembangan arsitektur di ketiga negara tersebut. Arsitektur Nusantara, dan Arsitektur Asia : India, Cina dan Jepang mewakili pemikiran tentang arsitektur timur.

C. Sejarah Perkembangan Arsitektur Indonesia   

Perkembangan kebudayaan erat kaitannya dengan sejarah kebangsaan. Secara umum periodisasi sejarah budaya Indonesia dibagi atas tiga bagian besar yaitu Zaman Hindu-Budha, Zaman Islamisasi dan Zaman Modern, dengan proses oksidentalisasi. Sebenarnya terdapat satu zaman lagi sebelum zaman Hindu Buddha yaitu Zaman prasejarah akan tetapi pembahasan serta diskusi tentang zaman ini tidak banyak contoh yang tersisa dalam bidang arsitektur terutama pada masa prasejarah awal.1 Perkembangan arsitektur mulai dari masa Prasejarah Akhir yang ditandai dengan ditemukannya kubur batu di Pasemah, Gunung Kidul dan Bondowoso. Kemudian situs-situs megalitikum punden berundak di Leuwilang, Matesih, Pasirangin. Sebagaimana diketahui bahwa sejarah budaya yang melahirkan peninggalan budaya termasuk arsitektur sejalan dengan periodisasi tersebut diatas, maka dapat dikategorikan sebagai arsitektur percandian, arsitektur selama peradaban Islam (bisa termasuk arsitektur lokal atau tradisional, dan pra modern) dan arsitektur modern (termasuk arsitektur kolonial dan pasca kolonial). Keberadaan arsitektur lokal yang identik dengan bangunan panggung berstruktur kayu telah ada sebelum atau bersamaan dengan pembangunan candi-candi. Hal ini ditunjukkan dari berbagai keterangan pada relief candi-candi dimana terdapat informasi tentang arsitektur lokal/domestik atau tradisional atau vernakular nusantara. Akan tetapi jikalau menilik usia dari bangunan vernakular yangada di Indonesia, tidak ada yang lebih dari 150 tahun. Pembahasan pada buku ajar ini tentang perkembangan arsitektur Indonesia dapat diurutkan sebagai berikut : 

– Arsitektur vernakular

 Arsitektur klasik atau candi 

– Arsitektur pada masa perabadan atau kebudayaan Islam 

– Arsitektur Kolonial 

– Arsitektur Modern (pasca kemerdekaan)

sumber:http://studioxline.blogspot.com/2010/08/sejarah-arsitektur-nusantara.html



Rabu, 18 November 2015

Arsitektur Amerika Serikat



Mission San Xavier del Bac dekat Tucson, Arizona.Spanish Colonial architecture

Arsitektur  Amerika Serikat menunjukkan berbagai macam bentuk dan  gaya serta dibangun atas sejarah negara dan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal dan eksternal dan perbedaan regional. Secara keseluruhan itu merupakan tradisi eklektik dan kaya akan inovatif. 

Sebelum Penemuan Amerika


Struktur nonimported merupakan struktur tertua di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Serikat yang dibuat oleh Rakya Pueblo Kuno selama lebih dari 1000 tahun. Peradaban Chacoan terkait dibangun arsitektur umum yang luas di barat laut New Mexico dari CE 700 - 1250. Sementara di wilayah lainnya, Istana Cliff dan struktur tetangga di Mesa Verde National Park kini paling dikenal, seperti rumah-rumah di tebing khas di Colorado, Utah, New Mexico, dan Arizona dari abad 12 sampai ke-14.

Cliff Palace, sebuah kompleks hunian kuno di Colorado.
Lain halnya dengan arsitektur Native Amerika diketahui dari struktur tradisional, seperti rumah panjang, wigwams, tipis dan hogans.

Lokasi terpencil dari Kepulauan Hawaii dari Amerika Utara dikenal arsitektur Hawaii kuno, sebelum era kolonial. Struktur awal mencerminkan warisan Polinesia dan budaya halus Hawaii. 


Taos Pueblo, circa 1920
Budaya dan arsitektur kuno rakyat Pueblo  di padang pasir Amerika Utara, ditemukan oleh Spanyol  sekitar tahun 1540-an, sekarang Barat Daya Amerika Serikat. Orang-orang Pueblo membangun tempat tinggal berbentuk kubus dari adobe (batu bata tanah liat dijemur), dengan langit-langit balok kayu. Struktur sederhana tanpa hiasan tetap konstan dan sejuk

Ketika orang Eropa menetap di Amerika Utara, mereka membawa tradisi arsitektur dan teknik konstruksi untuk bangunan. Bangunan tertua di Amerika menunjukkan contoh nyata. Konstruksi sangat tergantung pada sumber daya yang tersedia: kayu dan batu bata adalah elemen umum dari bangunan gaya Inggris di New England, Mid-Atlantik, dan pesisir Selatan. Hal ini juga membawa penaklukan, pendudukan, dan perpindahan dari masyarakat adat di tanah air mereka, dan tempat tinggal mereka dan teknik pembangunan pemukiman mendevaluasi. Para penjajah menyesuaikan wilayah dan lingkungan untuk benteng baru, tempat tinggal, misi dan gereja, dan pertanian.


Pengaruh Spanyol


Arsitektur kolonial Spanyol dibangun di Florida dan Amerika Serikat Tenggara 1559-1821.  gaya conch diwakili di Pensacola, Florida, rumah dengan balkon yang dihiasi dengan besi tempa, seperti yang ditampilkan dalam kebanyakan Spanyol-Prancis dibangun Quarter di New Orleans, Louisiana. Kebakaran pada tahun 1788 dan 1794 menghancurkan struktur asli Prancis di New Orleans.

Awal mula pemukiman Eropa di Amerika Serikat adalah salah wilayah St Augustine, Florida didirikan pada tahun 1565, atau Santa Fe, New Mexico The Castillo de San Marcos fort 1672-1695 adalah struktur tertua St Agustinus hidup. Dan misi California di abad ke-17 adalah akhir era arsitektur kolonial Spanyol di Amerika Serikat.




Hodgin Hall (1904)
Pueblo Revival Style architecture
Spanyol menaklukkan pueblos  dan membuat Pueblo de Santa Fe menjadi ibukota administratif dari Provinsi Santa Fe de México Nuevo  tahun 1609. Gedung mewah Gubernur dibangun antara 1610 dan 1614, pencampuran Pueblo India dan pengaruh Spanyol. Bangunan ini panjang dan memiliki teras. Berabad-abad kemudian gaya arsitektur Kebangkitan Pueblo ( Pueblo Revival Style architecture) dikembangkan di wilayah tersebut. The Mission San Xavier del Bac dekat Tucson, Arizona, memiliki detail Churrigueresque dari contoh-contoh selatan di New Spanyol. Fasad dibingkai oleh dua menara besar dan pintu masuk diapit oleh estipites.


Tahun 1769-1823, para Fransiskan menciptakan jaringan linear dua puluh satu Misi di California. kemudian Misi itu memiliki pengaruh yang signifikan pada arsitektur  regional. Sebuah contoh dari tempat tinggal periode adalah Casa de la Guerra, di Santa Barbara.


Pengaruh Inggris



Awal abad ke-17 ditemukan bagian dari benteng segitiga James (the triangular James Fort) dan berbagai artefak (pemukiman permanen pertama berbahasa Inggris), Jamestown, Virginia (didirikan 1607). Williamsburg terdekat adalah ibu kota kolonial Virginia dan sekarang menjadi atraksi wisata sebagai kota abad ke-18 masih terawat baik.

Rumah Harlow Old Fort pada tahun 2009,
dibangun tahun 1677
Konstruksi bangunan di awal era Kayu kolonial menggunakan kayu lokal, seperti kayu cedar terutama putih dan merah. Penggunaan unsur dekorasi masih sederhana, itupun hanya terdapat di pintu depan. Bahan lain seperti batubata digunakan untuk cerobong asap. Kemudian penggunaan cerobong asap sangat modis sekitar tahun 1600-1715.

 

 

 

Arsitektur Georgia


Gaya Georgia muncul selama abad ke-18 dan arsitektur Palladian memegang kolonial Williamsburg di Koloni Virginia. Istana Gubernur disana, dibangun pada 1706-1720, memiliki pintu masuk runcing yang luas di depan. Ini menghormati prinsip simetri dan menggunakan bahan-bahan yang ditemukan di daerah Tidewater koloni Mid-Atlantic:  bata merah, kayu dicat putih, dan batu tulis biru digunakan untuk atap dengan kemiringan ganda. Gaya ini digunakan untuk membangun perumahan bagi pemilik perkebunan makmur di negara dan pedagang kaya di kota.

Redwood Library, architectural style:     
Georgian- Palladian
Dalam arsitektur religius, fitur desain umum adalah batu bata, batu-seperti semen, dan puncak menara tunggal yang puncak pintu masuk. Mereka dapat dilihat di Gereja Santo Paulus (1761) di Mount Vernon, New York atau Kapel Santo Paulus (1766) di New York, New York. Para arsitek dari periode ini lebih banyak dipengaruhi oleh arsitektur kanon dimasa lalu. Peter Harrison (1716-1755) menggunakan teknik Eropa dalam merancang Perpustakaan Redwood dan Athenaeum (1748 dan 1761), di Newport, Rhode Island dan sekarang perpustakaan komunitas tertua yang masih menempati bangunan aslinya di Amerika Serikat. Boston dan Salem di Massachusetts Bay Colony dua kota utama di mana gaya Georgia sangat berpengaruh, tetapi dalam gaya sederhana daripada di Inggris, disesuaikan dengan keterbatasan kolonial.

Gaya Georgia didominasi desain hunian di era kolonial Inggris di tiga belas koloni. Di Mount Pleasant mansion (1761-1762) di Philadelphia, tempat tinggal dibangun dengan sebuah pintu masuk diatapi oleh pedimen didukung oleh kolom Doric. Atap memiliki pagar dan pengaturan simetris, karakteristik gaya neoklasik populer di Eropa saat itu.

Arsitektur Untuk Negara Baru


Setelah kemerdekaan Amerika Serikat Pada tahun 1776, pengaruh Georgia masih menandai bangunan yang dibangun. Kebutuhan publik dan komersial tumbuh secara paralel dengan ekstensi teritorial. Gedung-gedung lembaga-lembaga federal dan bisnis baru menggunakan kolom-kolom klasik, kubah dan pediments, dalam beberapa referensi ke Roma dan Yunani kuno. Publikasi arsitektur berkembang pada 1797. Amerika menegaskan kemerdekaan mereka dalam domain politik, ekonomi, dan budaya dengan arsitektur sipil baru bagi pemerintah, agama, dan pendidikan.


Arsitektur federal


Pada tahun 1780-an, gaya federal mulai menyimpang sedikit demi sedikit dari gaya Georgia dan menjadi genre unik di Amerika. Pada saat Perang Kemerdekaan, rumah dengan bentuk persegi panjang, mengadopsi garis lengkung dan dekoratif seperti karangan bunga dan guci. Bukaan/jendela dalam bentuk ellipsoidal, satu atau beberapa buah yang oval atau bulat.

Gedung Kongres Massachusetts, Boston, 
Massachusetts (1795-1798)
Arsitek Bostonian  Charles Bulfinch memasang Massachusetts State House 'di 1795-1798 dengan kubah berlapis emas asli. Dia bekerja pada pembangunan beberapa rumah di Louisburg Square Bukit kuartal Beacon di Boston. Samuel McIntire merancang John Gardiner-Pingree rumah (1805) di Salem, Massachusetts dengan atap miring lembut dan pagar batu bata. Dengan Palladio sebagai inspirasi, ia menghubungkan bangunan dengan kolom setengah lingkaran didukung portico.

Gaya Federal populer sepanjang pantai Atlantik 1780-1830. Karakteristik gaya federal termasuk unsur neoklasik, interior yang cerah dengan jendela besar dan dinding  dan langit-langit putih, dan penampilan dekoratif namun menekankan unsur-unsur rasional. Signifikan gaya arsitek federal yang pada waktu itu meliputi: Asher Benjamin, Charles Bulfinch, Samuel McIntire, Alexander Parris, dan William Thornton.


Thomas Jefferson



Thomas Jefferson, adalah presiden ketiga Amerika Serikat antara 1801 dan 1809, adalah seorang sarjana di banyak domain, termasuk arsitektur. Setelah melakukan perjalanan beberapa kali di Eropa, ia berharap untuk menerapkan aturan formal Palladianism dan kuno dalam arsitektur publik dan swasta dan penyusunan rencana induk. Dia berkontribusi pada rencana untuk University of Virginia, yang mulai dibangun pada tahun 1817. Proyek ini diselesaikan oleh Benjamin Latrobe menerapkan konsep arsitektur Jefferson. Perpustakaan universitas terletak di bawah The Rotunda tertutup oleh kubah terinspirasi oleh Pantheon Roma. Kombinasi tersebut menciptakan keseragaman berkat penggunaan batu bata dan kayu yang dicat putih. Untuk gedung Virginia State Capitol baru (1785-1796) di Richmond, Virginia, Jefferson terinspirasi oleh Roma kuno Maison Carrée di Nîmes, tetapi memilih urutan ionik untuk kolom tersebut. Seorang pria dari Zaman Pencerahan, Thomas Jefferson telah berpartisipasi dalam emansipasi arsitektur "Dunia Baru" dengan mengungkapkan visinya sebuah bentuk seni dalam pelayanan demokrasi. Dia memberikan kontribusi untuk mengembangkan gaya federal di negaranya dan mengadaptasi arsitektur neoklasik Eropa untuk demokrasi Amerika.

American Palladianism: 
Rotunda di Universitas Virginia, Thomas Jefferson.
Thomas Jefferson juga merancang bangunan untuk Monticello perkebunannya, dekat Charlottesville, Virginia. Ini adalah contoh dari gaya Neo Palladian , dengan Hôtel de Salm di Paris. Pekerjaan dimulai pada 1768 dan berlanjut sampai 1809 modifikasi. Ini variasi Amerika pada arsitektur Palladian dipinjam dari model Inggris dan Irlandia dan menghidupkan kembali serambi tetrastyle dengan kolom Doric. Ini bunga di elemen Romawi yang menarik dalam iklim politik yang tampak ke Republik Romawi kuno sebagai model.

 

Frontier vernakular



The Homestead Act of 1862 membawa kepemilikan properti dalam jangkauan untuk jutaan warga, penduduk pribumi pengungsi, dan mengubah karakter pola permukiman di Great Plains dan Barat Daya. Hukum menawarkan sebuah peternakan sederhana gratis kepada setiap laki-laki dewasa yang dibudidayakan tanah selama lima tahun dan membangun tempat tinggal. Ini membentuk pola pedesaan farmsteads terisolasi di Midwest dan Barat bukan desa dan kota bagian timur negara bagian AS dan Eropa . Pemukim membangun rumah dari bahan lokal, seperti tanah pedesaan, batu semi-potong, mortared cobble, batako, dan log kasar. Mereka mendirikan log kabin di daerah berhutan dan rumah tanah, seperti Sod Rumah (Cleo Springs, Oklahoma), di padang rumput berpohon. 

Petaluma Adobe, Casa Grande Road, Petaluma, California
dibangun tahun, selesai tahun 1834-1857
Spanyol dan kemudian Meksiko Alta California Ranchos dan pelopor Amerika awal menggunakan tanah liat tersedia untuk membuat batako, dan batang pohon hutan yang jauh 'untuk balok. Genteng buatan lokal diproduksi oleh orang Indian Mission.




Sebagai kayu digiling menjadi lebih tersedia pada pertengahan abad ke-19 Monterey  gaya arsitektur kolonial Monterey pertama kali dikembangkan di Monterey dan kemudian menyebar. The Leonis Adobe, Larkin House, dan Rancho Petaluma Adobe merupakan contoh gaya ini.


Pertengahan abad ke-19


Kebangkitan Yunani


Ohio Statehouse
Gaya kebangkitan Yunani menarik arsitek Amerika yang bekerja di paruh pertama abad ke-19. 

Benjamin Latrobe (1764-1820) dan murid-muridnya William Strickland (1788-1854) dan Robert Mills (1781-1855) diperoleh komisi untuk membangun beberapa bank dan gereja di kota-kota besar (Philadelphia, Baltimore dan Washington, DC).

Beberapa bangunan gedung DPR negara bagian mengadopsi gaya Kebangkitan Yunani seperti di North Carolina (Gedung Capitol di Raleigh, dibangun kembali pada 1833-1840 setelah kebakaran) atau di Indiana (gedung Capitol di Indianapolis). Salah satu contoh kemudian ini adalah Ohio State Capitol di Columbus, dirancang oleh Henry Walters dan selesai pada 1861. Façade sederhana, cornice terus menerus dan tidak adanya kubah memberikan kesan penghematan dan kebesaran bangunan. Ini memiliki desain yang sangat simetris dan rumah Mahkamah Agung dan perpustakaan. Sebuah gaya langka juga diadopsi sekitar waktu ini, arsitektur Kebangkitan Mesir.




Kebangkitan Gothic Italianate 


Dari tahun 1840 , gaya Gothic Revival menjadi populer di Amerika Serikat, di bawah pengaruh Andrew Jackson Downing ( 1815-1852 ). Dia mendefinisikan dirinya dalam konteks reaktif terhadap klasisisme dan pengembangan romantisme. Karyanya ditandai dengan kembali ke Abad Pertengahan dekorasi : cerobong asap, Gables, menara lubang di dinding, jendela warhead, gargoyle, kaca patri dan atap sangat miring. Bangunan-bangunan mengadopsi desain yang kompleks yang menarik inspirasi dari simetri dan neoclassicism.

West Virginia State Penitentiary,
 Moundsville, Virginia Barat. (1867-1876)
Para keluarga besar pantai timur memiliki perkebunan besar dan vila dibangun dalam gaya, dengan antipoda dari Neoclassicism . Beberapa mengambil Horace Walpole Strawberry Hill House sebagai model. Alexander Jackson Davis (1803-1892) bekerja pada proyek-proyek villa di Hudson River Valley dan digunakan detail dari Gothic ke repertoar Baroque. 

Bangunan Smithsonian Institution, Washington DC, dirancang oleh Renwick kombinasi eksentrik di bata merah menggunakan tema Bizantium, Romawi, Lombard, dan eklektik. 

Richard Upjohn (1802-1878) khusus di gereja-gereja pedesaan timur laut, tapi karya besar masih "Trinity Church" di New York. Arsitektur batu pasir merah membuat referensi ke bentuk abad ke-16 di Eropa. Gaya Gothic Revival juga digunakan dalam pembangunan perguruan tinggi (Yale, Harvard) dan gereja. Keberhasilan Gothic Revival ini diperpanjang sampai awal abad ke-20 di berbagai Pencakar langit, terutama di Chicago dan New York.

Arsitektur Victoria Akhir

sebuah Carson Mansion, sebuah 1886 
Queen Anne Victorian di Eureka, California

Kragsyde, Manchester-by-the-Sea,
 Massachusetts (1883, dihancurkan 1929),
 Peabody dan Stearns, arsitek.
(Shingle Style)
Setelah Perang Saudara Amerika dan melalui pergantian abad ke-20, sejumlah gaya terkait, tren, dan gerakan muncul, longgar dan luas dikategorikan sebagai "Victoria", karena korespondensi mereka dengan gerakan yang sama waktu di Kerajaan Inggris selama pemerintahan Ratu Victoria. Kunci arsitek Amerika yang berpengaruh dari periode ini termasuk Richard Morris Hunt, Frank Furness, dan Henry Hobson Richardson.

Setelah perang, gaya unik Amerika "Stick Style" dikembangkan sebagai konstruksi yang menggunakan batang kayu trusswork, asal namanya. Gaya ini umumnya digunakan di rumah, hotel, depot kereta api, dan struktur lainnya terutama dari kayu. Bangunan yang diatapi oleh atap tinggi dengan lereng curam dan dekorasi menonjol dari Gables. Eksterior dengan dekorasi, meskipun tujuan utamanya tetap kenyamanan. Richard Morris berburu dibangun rumah John N. Griswold di Newport , Rhode Island pada tahun 1862 dalam gaya ini. "Stick" itu semakin ditinggalkan setelah 1873, secara bertahap berkembang menjadi"Queen Anne Style".

Di pantai barat di California , arsitektur domestik berkembang sama menuju gaya yang lebih modern. San Francisco memiliki banyak representasi Italianate, Stick- Mentor, dan gaya arsitektur Queen Anne, 1850 - 1900. 

Di pantai timur "Ratu Anne" berkembang menjadi arsitektur Gaya Shingle (Shingle Style). Hal ini ditandai dengan memperhatikan citra pedesaan lebih santai. Richardson merancang William Watts Sherman House (1874-1875) di Newport, Rhode Island, dan Mary Fiske Stoughton Rumah (1882-1883) di Cambridge, Massachusetts, dan Charles Follen McKim Newport Casino (1879-1881) menggunakan  fasad asimetris.

Sedangkan pengaruh abad pertengahan naik tinggi, pada paruh kedua abad ke-19, arsitek juga menanggapi komisi untuk rumah tinggal skala perkebunan dengan tempat tinggal Revival Renaissance. Industri dan perdagangan konglomerat diinvestasikan dalam rumah-rumah batu dan ditugaskan mereplikasi istana Eropa. The Biltmore Estate dekat Asheville  North Carolina adalah dalam gaya Châteauesque Perancis Renaissance Revival, dan merupakan kediaman pribadi terbesar di AS Richard Morris berburu menafsirkan Louis XII "dan aku sayap François dari Château de Blois untuk itu".

Gedung  Pencakar Langit


Yang paling terkenal Amerika Serikat inovasi arsitektur gedung  pencakar langit. Beberapa kemajuan teknis membuat ini memungkinkan. Pada tahun 1853 Elisha Otis menemukan lift keselamatan pertama. Sebuah kompetisi 1868 memutuskan desain New York City enam lantai Equitable Life Building, yang akan menjadi bangunan komersial pertama yang menggunakan lift. Konstruksi dimulai pada tahun 1873. 

Sementara Reliance Building Chicago, merupakan gedung pencakar langit pertama pada abad ke-20 yang memiliki jendela kaca mengambil sebagian besar luas permukaan dinding luarnya. Gedung ini dirancang oleh Charles B. Atwood dan EC Shankland, Chicago, 1890-1895.



Beaux-Arts dan Renaissance Amerika

Daniel Burnham "White City" dari World's Columbian Exposition 1893, yang diselenggarakan di Chicago, Illinois, seremonial menandai awal masa keemasan untuk gaya Beaux-Arts, dan perusahaan besar seperti McKim, Mead dan Putih. Era ini didokumentasikan dalam album foto arsitektur seperti seri fotografi Arsitektur dari Albert Levy. 

Awal Periode Suburbs (1890-1930)

Sebuah rumah di Minnesota, gaya American Foursquare 
Pada era menghasilkan bentuk baru, khas rumah Amerika: American Foursquare.


The Gamble House (April 2005),gaya khasAmerika












Revivalisme di abad 20

Kecenderungan menghidupkan kembali gaya sebelumnya di abad ke-19, seperti Gaya Mediterania, Spanyol, dan lain-lainnya. Banyak kebangunan rohani dimulai pada akhir abad 19 di abad ke-20 akan lebih fokus pada karakteristik wilayah dan gaya sebelumnya, endemik ke Amerika Serikat dan eklektik dari luar negeri, lebih dipengaruhi oleh kenaikan pariwisata kelas menengah.


Gaya Modernisme



Lovell Beach House
Minat penyederhanaan ruang interior dan eksterior fasad berkembang karena karya Irving Gill, ditandai dengan beberapa rumah California dengan atap datar pada 1910-an seperti Walter Luther Dodge rumah di Los Angeles. Rudolf M. Schindler dan Richard Neutra diadaptasi modernisme Eropa dengan konteks California pada tahun 1920 dengan mantan "Lovell Beach House" di Newport Beach dan Schindler rumah di Hollywood Barat, dan yang terakhir Lovell Health House di Hollywood Hills.

 





Gaya Internasional (International style)

Arsitek Eropa yang beremigrasi ke Amerika Serikat sebelum Perang Dunia II meluncurkan gerakan yang dominan dalam arsitektur, International Style. The Lever Gedung memperkenalkan pendekatan baru untuk kaca seragam kulit pencakar langit , dan terletak di Manhattan . Seorang arsitek imigran modernis berpengaruh adalah Ludwig Mies van der Rohe (1886-1969) dan Walter Gropius (1883-1969) , keduanya mantan direktur Jerman yang terkenal sekolah desain, Bauhaus.

S. R. Crown Hall, Chicago
Gedung-gedung pemerintah Amerika dan gedung pencakar langit dari periode ini dikenal sebagai gaya Modernisme Federal. Berdasarkan bentuk geometris murni, bangunan dengan gaya internasional telah baik dipuji sebagai desain minimalis dengan budaya Amerika.

 



Postmodernisme

Dalam reaksi terhadap " kotak kaca", beberapa arsitek Amerika muda seperti Michael Graves ( 1945 - ) telah menolak keras, terlihat boxy mendukung bangunan postmodern, seperti yang oleh Philip C. Johnson
(1906-2005) dengan mencolok kontur dan dekorasi yang berani menyinggung gaya sejarah arsitektur.






Referensi :  http://en.wikipedia.org
image      :  http://en.wikipedia.org 

Anda sedang membaca artikel tentang Mengenal Gaya Arsitektur (9): Arsitektur Amerika Serikat dan anda bisa menemukan artikel Mengenal Gaya Arsitektur (9): Arsitektur Amerika Serikat ini dengan urlhttp://kontemporer2013.blogspot.com/2013/09/gaya-arsitektur-amerika-serikat.html, dipersilahkan menyebarluaskan artikel ini, asal dengan gaya bahasa anda sendiri, jika artikel Mengenal Gaya Arsitektur (9): Arsitektur Amerika Serikat ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, dengan link Mengenal Gaya Arsitektur (9): Arsitektur Amerika Serikat sebagai sumbernya.