SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM
Arsitektur Islam adalah hasil usaha manusia yang berwujud
konkrit dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Penampilan
arsitektur Islam secara fisik dapat menarik perhatian, sebab daripadanya oleh
penganut Islam. Hal itu berupa bangunan-bangunan sebagai fasilitas pelaksanaan
ajaran agama Islam yang berwujud arsitektur religi dan tambahannya yang senafas
dengan bangunan religi adalah arsitektur non religi. Perkembangan Islam dengan
segera dapat diterima bangsa-bangsa serumpun dan sebahasa (Arab) sebagai agama
baru yang kemudian menjadi pedoman bagi sikap hidupnya yang baru pula. Melalui
peninggalan arsitektur dari kaum Sassanid para pengembang arsitektur Islam di
kemudian harinya banyak terpengaruh oleh bentuk-bentuk lengkung dan kubah.
Pada perkembangan arsitektur yang tumbuh dalam
bangunan-bangunan Yunani dan Romawi pun kemudian menjadi salah satu pendukung
perkembangan arsitektur Islam melalui peninggalan-peninggalan yang sampai ke
Benua Afrika. Dalam karya arsitektur Islam, ternyata tampak segala macam hal
yang melatarbelakangi penampilannya. Masjid adalah contoh yang tertinggi dari
wujud kerjasama dan toleransi dalam kebudayaan antara Islam dan tradisi daerah.
Motif Islam yang bercorak dekoratif ornamentik itu dengan tumbuh-tumbuhan
serta unsur alam lainnya yang tak bernyawa, kemudian motif abstrak sebagai
rekaan dari bentuk -bentuk geometris dengan huruf Arab juga merupakan ornament
yang baik. Sedangkan huruf Arab ini juga dipakai untuk menerapkan lafaz-lafaz
dari al-Qur’an yang ditetapkan di dalam bangunan masjid. Gaya ornamentik ini
kemudian berpadu dengan bentuk-bentuk arsitektur yang juga merupakan ciri khas,
seperti kubah, lengkung gerbang dan kelengkapan lainnya.
Perkembangan arsitektur Islam itu sangat erat hubungannya
dengan perkembangan arsitektur masjid, karenamasjid itu sendiri merupakan titik
tumpuan dari ungkapan kebudayaan Islam, sebagai akibat dari ajaran agama Islam.
Masjid pertama yang dibuat oleh Nabi Muhammad s.a.w. adalah sangat sederhana
sekali. Denahnya merupakan masjid yang segi empat dengan hanya dinding-dinding
yang mnjadi pembatas sekelilingnya. Bagian dalam dinding tersebut dibuatsemacam
serambi yang langsung bersambungan dengan lapangan terbuka, sedangkan bagian
pintu masuknya diberi tanda dengan gapura yang tediri dari tumpukan batu-batu
yang diambil dari sekeliling tempat itu.
Secara historis, maka perkembangan masjid kearah yang
semarak dan mewah kiranya tidak dapat dielakan, seperti yang telah menjadi
kenyataan dalam sejarah arsitektur Islam. Perwujudan masjid ini dari zaman ke
zaman sebagai sarana keagamaan mengalami perubahan-perubahan, sebagai akibat
dari perkembangan itu. Mulai abad kesebelas, gerakan dilanjutkan oleh bangsa
Turki yang berbeda dalam pembawaannya dengan bangsa Arab. Kekuasaan dan
penaklukan yang bersifatnya duniawi mewarnai pergerakan ini. Akibatnya banyak
Negara dengan cepat dapat ditaklukkan. Turki adalah pahlawan bagi penyebaran
agama Islam sesudah orang-orang Arab. Sebagai hasil dari gerakan bangsa Turki
ini, Arsitektur Islam juga berkembang pesat dikawasan Asia kecil dengan
penampilan yang khas. Kebudayaan sasanid ialah kebudayaan Persia lama sebelum
Islam masuk yang dibawa oleh orang Turki. Arsitekturnya banyak yang
diruntuhkan, tapi masih meniggalkan bekas-bekas yang berupa gambaran telah
dikenalnya pemakaian lengkung pada pintu dan gapura serta kubah untuk atapnya.
Perubahan-perubahan tersebut yang terjadi adalah kemajuan,
perbaikan mutu dan penyerupaan, dalam segala segi yang mendudukung pergelaran
Arsitektur Islam. Demikian pula halnya dengan masjid sebagai unsur pokok dalam
arsitektur Islam yang juga mengalami perkembangan tersebut. Hal itu perlu
diketahui, terutama atas kehadiran berbagai kelengkapan yang merupakan bagian
baru dari arsitektur masjid. Mausoleum ialah makam yang merupakan tugu bangunan
kuburan yang ditata dengan baik seperti halnya dengan membuat bangunan . dalam
ukurannya yang tertentu bentuknya juga menyerupai istana. Pengaruh kaum Seljuk
ini boleh dikatakan menyebar dan menerap di seluruh penjuru muslim ditimur
tengah, bahkan sampai juga ke Mesir dan Syiria, padahal pengaruh politik kaum
Seljuk kurang diterima. Tetapi pengaruh bidang arsitekturnya dapat diterima.
Perpaduan fungsi masjid sebagai tempat beribadah dengan segala kebesaran dan
keagungannya di satu fihak, dengan masjid sebagai tempat terbentuknya ilmu
agama islam. Terbentukanya masjid madrasah inipun pada saat awalnya tumbuh dari
kepentingan yang dirasakan, artinya tidak direncanakan khusus sebagai madrasah.
Sebagai contoh bentuk masjid madrasah dari jaman Seljuk ialah masjid Siradz di
Isafan yang mulanya merupaka masjid jami.
Bangunan lainnya ialah bangun istana yang menyerupai corak
dan gaya seperti arsitektur masjid, ciri khas dari arsitektur Islam. Istana di
Bagdad misalnya menunjukkan ciri khas dari arsitektur Seljuk. Yang khas yakni
dari pelaksanaa konstruksi lengking iwan dengan penampilan ornament yang megah
meriah seperti juga terdapat pada arsitektur masjid. Diantara bangunan-bangunan
non-religi ini terdapat pula bangunan-bangunan pertahanan berupa
benteng-benteng atau tembok pengaman. Fatimiyyah yang yang menguasai seluruh
daerah Afrika utara dan Mesir menampilkan Kairo sebagai kota yang penting
artinya. Arsitektur gaya Fatimiyyah ini tampak ada tapak pengaruh dari luar
terutama melalui tapak kebudayaan Mesopotamia serta malalui siria. Pengaruh
Byzantium tampak membekas pada kedua bangunan masjid ini dengan bentuk
minaretnya yang massif, serta penggunaan lengkung sebagai gapura dan pintu
gerbang.
Kemudian pada abad ke sebelas muncul dinasti Almorawiyah
yang dilanjutkan oleh dinasti Almohad. Kesemuanya tadi adalah yang
mengembangkan gaya moor di Spanyol pada saat itu. Hal ini membekas pada masjid,
istana, kraton, kesultanan, bangunan kuburan, benteng pertahanan dan juga
kuburan-kuburan. Jadi moor asalnya adalah kaum Berber yang biasa juga disebut
Habsyi.kemudian pada masa akhir perkembangan pengaruh muslim di Spanyol timbul
corak baru yang dinamakan gaya Mudejar. Masa Mudejar yang merupakan sisa-sisa
pengaruh Muslim di Spanyol boleh dikatakan tidak lagi menghasilkan untuk kaum
Muslimin, bahkan masjid-masjid atau istana yang telah ada pun kemudian diambil
alih oleh orang-orang Kristen dan dijadikan gereja.
Sekitar abad kelimabelas di saat arsitektur Islam gaya
Osmaniyah telah memperoleh coraknya yang pasti. Tambahan yang khas disaat ini
yang tampak pada masjid yang dibangun oleh Sultan Salim adalah ditampilkannya
bentuk kubah-kubah kecil sebagai ujung atau penutyp suatu bagian bangunan
tambahan dan fungsinya semata-mata hanya dekoratif saja. Sinan seorang
arsitektur di Yunani telah sempat menghasilkan karya-karyanya dalam berbagai
bentuk bangunan. Di antaranya masjid Sultan Sulaeman di Istambul sebagai hasil
penangann aritek sinan ini. Di sisi lain pada arsitektur Islam di india baik
bangunan masjid , kuburan, maupun makam dan juga istana semua menampilkan sorak
yang sama. Terutama istana yang jelas gayanya tidak ada bedanya dari bangunan
masjid. Arsitektur Islam yang terkenal ialah dari dinasti Moghul seperti Sultan
Jehan. Monument arsitektur Islam adalah bangunan kuburan untuk para raja.
Bangunan kuburan terkenal sampai sekarang adalah Taj-Mahal yang dibangun oleh
Syah-Jehan di Agra.
blognya sangat bagus sekali kak
BalasHapusaneka olahan ikan asin