Senin, 26 Oktober 2015

SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM 


Arsitektur Islam adalah hasil usaha manusia yang berwujud konkrit dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Penampilan arsitektur Islam secara fisik dapat menarik perhatian, sebab daripadanya oleh penganut Islam. Hal itu berupa bangunan-bangunan sebagai fasilitas pelaksanaan ajaran agama Islam yang berwujud arsitektur religi dan tambahannya yang senafas dengan bangunan religi adalah arsitektur non religi. Perkembangan Islam dengan segera dapat diterima bangsa-bangsa serumpun dan sebahasa (Arab) sebagai agama baru yang kemudian menjadi pedoman bagi sikap hidupnya yang baru pula. Melalui peninggalan arsitektur dari kaum Sassanid para pengembang arsitektur Islam di kemudian harinya banyak terpengaruh oleh bentuk-bentuk lengkung dan kubah.
Pada perkembangan arsitektur yang tumbuh dalam bangunan-bangunan Yunani dan Romawi pun kemudian menjadi salah satu pendukung perkembangan arsitektur Islam melalui peninggalan-peninggalan yang sampai ke Benua Afrika. Dalam karya arsitektur Islam, ternyata tampak segala macam hal yang melatarbelakangi penampilannya. Masjid adalah contoh yang tertinggi dari wujud kerjasama dan toleransi dalam kebudayaan antara Islam dan tradisi daerah.  Motif Islam yang bercorak dekoratif ornamentik itu dengan tumbuh-tumbuhan serta unsur alam lainnya yang tak bernyawa, kemudian motif abstrak sebagai rekaan dari bentuk -bentuk geometris dengan huruf Arab juga merupakan ornament yang baik. Sedangkan huruf Arab ini juga dipakai untuk menerapkan lafaz-lafaz dari al-Qur’an yang ditetapkan di dalam bangunan masjid. Gaya ornamentik ini kemudian berpadu dengan bentuk-bentuk arsitektur yang juga merupakan ciri khas, seperti kubah, lengkung gerbang dan kelengkapan lainnya.
Perkembangan arsitektur Islam itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan arsitektur masjid, karenamasjid itu sendiri merupakan titik tumpuan dari ungkapan kebudayaan Islam, sebagai akibat dari ajaran agama Islam. Masjid pertama yang dibuat oleh Nabi Muhammad s.a.w. adalah sangat sederhana sekali. Denahnya merupakan masjid yang segi empat dengan hanya dinding-dinding yang mnjadi pembatas sekelilingnya. Bagian dalam dinding tersebut dibuatsemacam serambi yang langsung bersambungan dengan lapangan terbuka, sedangkan bagian pintu masuknya diberi tanda dengan gapura yang tediri dari tumpukan batu-batu yang diambil dari sekeliling tempat itu.
Secara historis, maka perkembangan masjid kearah yang semarak dan mewah kiranya tidak dapat dielakan, seperti yang telah menjadi kenyataan dalam sejarah arsitektur Islam. Perwujudan masjid ini dari zaman ke zaman sebagai sarana keagamaan mengalami perubahan-perubahan, sebagai akibat dari perkembangan itu. Mulai abad kesebelas, gerakan dilanjutkan oleh bangsa Turki yang berbeda dalam pembawaannya dengan bangsa Arab. Kekuasaan dan penaklukan yang bersifatnya duniawi mewarnai pergerakan ini. Akibatnya banyak Negara dengan cepat dapat ditaklukkan. Turki adalah pahlawan bagi penyebaran agama Islam sesudah orang-orang Arab. Sebagai hasil dari gerakan bangsa Turki ini, Arsitektur Islam juga berkembang pesat dikawasan Asia kecil dengan penampilan yang khas. Kebudayaan sasanid ialah kebudayaan Persia lama sebelum Islam masuk yang dibawa oleh orang Turki. Arsitekturnya banyak yang diruntuhkan, tapi masih meniggalkan bekas-bekas yang berupa gambaran telah dikenalnya pemakaian lengkung pada pintu dan gapura serta kubah untuk atapnya.
Perubahan-perubahan tersebut yang terjadi adalah kemajuan, perbaikan mutu dan penyerupaan, dalam segala segi yang mendudukung pergelaran Arsitektur Islam. Demikian pula halnya dengan masjid sebagai unsur pokok dalam arsitektur Islam yang juga mengalami perkembangan tersebut. Hal itu perlu diketahui, terutama atas kehadiran berbagai kelengkapan yang merupakan bagian baru dari arsitektur masjid. Mausoleum ialah makam yang merupakan tugu bangunan kuburan yang ditata dengan baik seperti halnya dengan membuat bangunan . dalam ukurannya yang tertentu bentuknya juga menyerupai istana. Pengaruh kaum Seljuk ini boleh dikatakan menyebar dan menerap di seluruh penjuru muslim ditimur tengah, bahkan sampai juga ke Mesir dan Syiria, padahal pengaruh politik kaum Seljuk kurang diterima. Tetapi pengaruh bidang arsitekturnya dapat diterima. Perpaduan fungsi masjid sebagai tempat beribadah dengan segala kebesaran dan keagungannya di satu fihak, dengan masjid sebagai tempat terbentuknya ilmu agama islam. Terbentukanya masjid madrasah inipun pada saat awalnya tumbuh dari kepentingan yang dirasakan, artinya tidak direncanakan khusus sebagai madrasah. Sebagai contoh bentuk masjid madrasah dari jaman Seljuk ialah masjid Siradz di Isafan yang mulanya merupaka masjid jami.
Bangunan lainnya ialah bangun istana yang menyerupai corak dan gaya seperti arsitektur masjid, ciri khas dari arsitektur Islam. Istana di Bagdad misalnya menunjukkan ciri khas dari arsitektur Seljuk. Yang khas yakni dari pelaksanaa konstruksi lengking iwan dengan penampilan ornament yang megah meriah seperti juga terdapat pada arsitektur masjid. Diantara bangunan-bangunan non-religi ini terdapat pula bangunan-bangunan pertahanan berupa benteng-benteng atau tembok pengaman. Fatimiyyah yang yang menguasai seluruh daerah Afrika utara dan Mesir menampilkan Kairo sebagai kota yang penting artinya. Arsitektur gaya Fatimiyyah ini tampak ada tapak pengaruh dari luar terutama melalui tapak kebudayaan Mesopotamia serta malalui siria. Pengaruh Byzantium tampak membekas pada kedua bangunan masjid ini dengan bentuk minaretnya yang massif, serta penggunaan lengkung sebagai gapura dan pintu gerbang.
Kemudian pada abad ke sebelas muncul dinasti Almorawiyah yang dilanjutkan oleh dinasti Almohad. Kesemuanya tadi adalah yang mengembangkan gaya moor di Spanyol pada saat itu. Hal ini membekas pada masjid, istana, kraton, kesultanan, bangunan kuburan, benteng pertahanan dan juga kuburan-kuburan. Jadi moor asalnya adalah kaum Berber yang biasa juga disebut Habsyi.kemudian pada masa akhir perkembangan pengaruh muslim di Spanyol timbul corak baru yang dinamakan gaya Mudejar. Masa Mudejar yang merupakan sisa-sisa pengaruh Muslim di Spanyol boleh dikatakan tidak lagi menghasilkan untuk kaum Muslimin, bahkan masjid-masjid atau istana yang telah ada pun kemudian diambil alih oleh orang-orang Kristen dan dijadikan gereja.

Sekitar abad kelimabelas di saat arsitektur Islam gaya Osmaniyah telah memperoleh coraknya yang pasti. Tambahan yang khas disaat ini yang tampak pada masjid yang dibangun oleh Sultan Salim adalah ditampilkannya bentuk kubah-kubah kecil sebagai ujung atau penutyp suatu bagian bangunan tambahan dan fungsinya semata-mata hanya dekoratif saja. Sinan seorang arsitektur di Yunani telah sempat menghasilkan karya-karyanya dalam berbagai bentuk bangunan. Di antaranya masjid Sultan Sulaeman di Istambul sebagai hasil penangann aritek sinan ini. Di sisi lain pada arsitektur Islam di india baik bangunan masjid , kuburan, maupun makam dan juga istana semua menampilkan sorak yang sama. Terutama istana yang jelas gayanya tidak ada bedanya dari bangunan masjid. Arsitektur Islam yang terkenal ialah dari dinasti Moghul seperti Sultan Jehan. Monument arsitektur Islam adalah bangunan kuburan untuk para raja. Bangunan kuburan terkenal sampai sekarang adalah Taj-Mahal yang dibangun oleh Syah-Jehan di Agra. 

 

1 komentar: